“Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu.”
“Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.”
“Kemudian yang kamu perlukan hanyalah kaki yang akan melangkah lebih jauh, tangan yang akan berbuat lebih banyak, mata yang akan melihat lebih lama, leher yang akan lebih sering mendongak, tekad yang setebal baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras serta mulut yang selalu berdoa.”
Firstly, I just want to tell you guys that I don't always write review for every movie I watched.
Secondly, this is THE FIRST movie review I've ever written. Because I was really inspired by this movie.
Thirdly, saya bukan seorang penikmat film Indonesia. Dan dari beberapa film Indonesia yang saya tonton, sebagian memang masih di bawah ekspektasi.
Begitu pula dengan film 5cm. Di awal, saya juga sempat meng-underestimate film yang diangkat dari novel berjudul sama yang katanya memperlihatkan keindahan gunung Semeru ini. Seperti film-film Indonesia kebanyakan, I thought it would be boring dan sangat tidak merepresentasikan novelnya yang "wah". Saya memang belum pernah membaca novelnya, tetapi saya sudah mengetahui ceritanya dari sinopsis dan versi komiknya.
Pada mulanya memang menurut saya ada bagian-bagian yang kurang gereget dan agak crunchy. Beberapa bagian yang seharusnya bisa jadi lebih lucu menjadi cuma sekedar lucu aja atau lucu nanggung. Namun begitu memasuki setting gunung Semeru, saya mulai mendapatkan feel-nya dan ceritanya menjadi lebih mengena. Saat itu, dugaan saya yang menetapkan ekspektasi rendah pada awalnya mulai terbukti salah.
Hal yang paling membuat film ini worth it adalah pengambilan gambarnya yang luar biasa. Angle pengambilan serta penonjolan elemen-elemen pada gambar membuat saya berdecak kagum beberapa kali. Untuk ukuran film Indonesia yang biasanya cenderung flat, menurut saya ini brilian. Sang sutradara, Rizal Mantovani, meng-capture hal-hal sepele yang seringkali diabaikan namun justru menjadi kekuatan dari setting-nya, seperti interaksi sosial yang terjadi di lingkungan sekitar. Dan juga terdapat elemen-elemen alam mulai dari yang makro seperti pemandangan Semeru dengan awan-awan di sekelilingnya hingga ke mikro seperti rerumputan dan hewan-hewan kecil berhasil dibingkai dengan sangat baik dalam film ini. Ya, pengambilan gambar benar-benar secara natural, itulah yang menjadi nilai tambahnya.
Pesan moral berupa persahabatan, impian, serta kisah cinta yang tidak menye-menye dan berlebihan dapat tersampaikan dengan baik dan cukup padat oleh film ini. Dan harus saya akui, film ini juga berhasil mengundang tawa, keharuan, ketegangan, dan sempat membuat saya merinding pada bagian akhirnya ketika lagu orkestra Tanah Airku diputar sebagai musik latar di puncak Mahameru.
Kalau biasanya film-film Indonesia yang saya tonton menimbulkan kalimat permakluman seperti, "Well... Indonesia," setelah menonton 5cm The Movie, kalimat tersebut berubah menjadi "Wow. Indonesia!" Menurut saya, film ini layak disandingkan dengan film-film luar negeri yang menonjolkan keindahan alam juga. Dan tentu saja, saya jauh lebih bangga dengan film ini karena yang ditonjolkan adalah kekayaan negeri kita sendiri yang bahkan sering tidak disadari. So, I give 4 out of 5 for the movie. Kesaratan akan pesan moral yang sangat dibutuhkan oleh generasi-generasi muda bangsa kita ini membuat film ini saya tetapkan sebagai a-must-watch-Indonesian-movie in 2012!
****
“Dan kamu nggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.”
“Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu.”