Friday 16 November 2012
Wednesday 14 November 2012
Satu Hari Merasakan Pengalaman Menjadi Difabel
Hari itu, hari Sabtu pagi yang
cerah, diwarnai dengan keceriaan di wajah puluhan mahasiswa dan mahasiswi
Teknik Arsitektur UGM yang hendak melakukan simulasi kuliah Aksesibilitas. Simulasi
hari itu tidak hanya dilakukan oleh peserta kuliah Aksesibilitas saja namun
juga bersama-sama dengan mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan Arsitektur UNS. Dari
pertama saya menginjakkan kaki di kampus, saya melihat sudah banyak teman-teman
yang mencoba bersimulasi sendiri dengan alat-alat difabel yang ada. Namun,
simulasi kami yang sesungguhnya hari itu baru dimulai agak siang setelah
rombongan mahasiswa dan guru dari Solo datang lalu melakukan briefing bersama.
Seluruh
peserta simulasi dibagi ke dalam kelompok beranggotakan sembilan orang.
Masing-masing kelompok diberikan satu kursi roda, satu kruk dan satu tongkat
tuna netra yang nantinya dipakai bergantian oleh anggotanya. Tempat yang
nantinya akan kita datangi pada simulasi adalah Perpustakaan Pusat UGM, Masjid
Kampus, kemudian Malioboro. Kelompok kami menentukan membagi sembilan orang
anggota menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil beranggotakan tiga orang per
satu alat dan di setiap pergantian tempat, setiap tiga orang tersebut akan
bergantian alat dengan tiga orang lainnya sehingga seluruh anggota merasakan
pengalaman menjadi difabel seluruhnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)