Wednesday 14 November 2012

Satu Hari Merasakan Pengalaman Menjadi Difabel

Hari itu, hari Sabtu pagi yang cerah, diwarnai dengan keceriaan di wajah puluhan mahasiswa dan mahasiswi Teknik Arsitektur UGM yang hendak melakukan simulasi kuliah Aksesibilitas. Simulasi hari itu tidak hanya dilakukan oleh peserta kuliah Aksesibilitas saja namun juga bersama-sama dengan mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan Arsitektur UNS. Dari pertama saya menginjakkan kaki di kampus, saya melihat sudah banyak teman-teman yang mencoba bersimulasi sendiri dengan alat-alat difabel yang ada. Namun, simulasi kami yang sesungguhnya hari itu baru dimulai agak siang setelah rombongan mahasiswa dan guru dari Solo datang lalu melakukan briefing bersama.

Seluruh peserta simulasi dibagi ke dalam kelompok beranggotakan sembilan orang. Masing-masing kelompok diberikan satu kursi roda, satu kruk dan satu tongkat tuna netra yang nantinya dipakai bergantian oleh anggotanya. Tempat yang nantinya akan kita datangi pada simulasi adalah Perpustakaan Pusat UGM, Masjid Kampus, kemudian Malioboro. Kelompok kami menentukan membagi sembilan orang anggota menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil beranggotakan tiga orang per satu alat dan di setiap pergantian tempat, setiap tiga orang tersebut akan bergantian alat dengan tiga orang lainnya sehingga seluruh anggota merasakan pengalaman menjadi difabel seluruhnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...